Bukan hal yang asing lagi apabila kita mendengar kata "Permasalahan Penduduk". Jelas hal ini kerap kali kita temukan dalam perbincangan saat belajar mengajar, media koran, media televisi, hingga sampai perdebatan di meja hijau. Jika dahulu kala sering kali kita mendengar filosofi bahwa "banyak anak banyak rezeki" kini rasanya filosofi tersebut telah berubah di zaman yang modern ini menjadi "banyak anak banyak masalah". Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan apa itu permasalahan penduduk, mengapa dan bagaimana permasalahan penduduk dapat timbul di berbagai negara khususnya di negara tercinta kita Indonesia.
A. Permasalahan Penduduk Dunia
Pertambahan penduduk yang meningkat sedemikian cepat merupakan suatu
ancaman bagi kehidupan umat manusia itu sendiri, walaupun
percepatan pertambahan penduduk di setiap negara di dunia satu sama lain
berbeda – beda. Sedemikian bertambah anak manusia, sedemikian pula harus
bertambah fasilitas hidup, termasuk di antaranya lahan untuk pemukiman
dan pertanian. Dengan demikian semakin padatlah penduduk di dunia ini,
seiring dengan itu, semakin sempitlah lahan bagi pemukiman dan
pertanian yang diakibatkan semakin banyaknya juga kota - kota dan rumah perkomplexan yang dibangun. Selain lahan, mereka juga akan membutuhkan berbagai sumber
daya alam, untuk menunjang kebutuhan hidupnya.
Semakin banyak sumber daya alam yang dikonsumsikan oleh umat
manusia, semakin cepat pula terkurasnya cadangan sumber daya
alam di bumi. Pada sisi lain apabila secara terus – menerus umat manusia mengkonsumsi
sumber daya alam, semakin berkembang dan semakin pekatlah unsur –
unsur polutan di darat, di perairan bahkan di udara. Tetapi tidak semua negara di dunia mengalami pertumbuhan penduduk yang
sedemikian cepat. Kekurangan penduduk juga masalah buat negara tersebut.
Misalnya, Negara – Negara di Eropa Barat pada abad 20 ini cenderung
mengalami kondisi stationer, bahkan Jerman Barat cenderung memiliki
lebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, di bandingkan dengan jumlah
penduduk dewasa. Dengan begitu dunia ini mempunyai masalah penduduk
bukan dari pesatnya pertumbuhan penduduk saja, melainkan juga kekurangan penduduk berusia muda sebagai
generasi penerus.
B. Permasalahan Penduduk Indonesia Beserta Dampaknya
Penduduk adalah sekelompok manusia dalam jumlah besar
yang menempati suatu wilayah negara tertentu. Permasalahan kependudukan yang
dihadapi Indonesia saat ini dan masa yang akan datang yaitu pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat, persebaran penduduk antar pulau dan wilayah
yang tidak merata, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan ( banyaknya
penduduk usia muda ), serta arus urbanisasi yang cukup tinggi. Berikut ini saya akan memaparkan beberapa permasalahan penduduk yang ada di Indonesia sekaligus dampak yang dihadapi dari permasalahan itu sendiri.
1. Besarnya Jumlah Serta Peningkatan Penduduk ( Over Population )
Kuantitas penduduk adalah jumlah keseluruhan penduduk yang menempati seluruh wilayah Indonesia. Sehingga dapat diketahui bahwa permasalahan Indonesia berkaitan dengan kuantitas penduduk yaitu masalah jumlah dari penduduk itu sendiri. Dari sensus penduduk yang telah dilakukan, penduduk Indonesia terus mengalami jumlah peningkatan. Hal ini dapat menimbulkan dampak diantaranya kebutuhan hidup meningkat, persaingan kerja semakin tajam, pengangguran semakin bertambah, serta kriminalitas yang semakin meningkat. Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak, namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan di atas, pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan, diantaranya mencanangkan program Keluarga Berencana, menetapkan UU perkawinan, membatasi tunjangan anak bagi PNS/ABRI hingga anak kedua.
- Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
- Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal.
- Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar.
- Sumber air.
- Perhubungan atau transportasi.
- Fasilitas dan juga berbagai macam pusat ekonomi ( mall, supermarket, ruko ), pemerintahan, dll.
2. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Pulau Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
- Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya suatu pendidikan.
- Pendapatan yang minim, sehingga untuk biaya sekolah sulit.
- Masih banyak sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai.
- Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang terjangkau masyarakat.
- Banyak orang yang keuangannya sudah diatas rata - rata namun tidak mau berbagi dengan masyarakat kecil yang membutuhkan pendidikan.
- Banyaknya para koruptor yang memakai uang yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat dalam hal pendidikan, fasilitas, bahkan biaya operasional bagi anak yang tidak mampu sekolah akibat permasalahan ekonomi.
3. Tingkat Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya nilai produktivitas yang tinggi.
Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan di Indonesia:
4. Tingkat Kesehatan Penduduk Yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun, kembali lagi permasalahan itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dalam hal kesehatan yang akan menjadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi, ibu melahirkan, ketercukupan gizi, usia harapan hidup, dll. Besarnya kematian yang terjadi menunjukkan bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
Tingkat kesehatan yang rendah baik berkaitan dengan angka kematian maupun dengan perkembangan gizi anak dapat berdampak rendahnya kualitas sumber daya manusia. Keadaan kesehatan yang rendah ini dapat berpengaruh pada pola pikir, sikap, perilaku, kreativitas, kemampuan anak menuju pola pikir yang cerdas serta tingkat lama dalam belajar.
- Kawin usia muda.
- Anak memiliki peran sebagai penentu status social.
- Adanya pandangan bahwa "banyak anak banyak rezeki".
- Anak sebagai harapan para orang tua untuk mencari nafkah membantu keluarga.
- Adanya pandangan bahwa anak merupakan penerus generasi keturunan. Terutama laki - laki.
- Keterkaitan terhadap adat bahwa tidak memiliki anak adalah aib bagi sebuah keluarga tersebut.
5. Tingkat Kelahiran ( Fertilitas )
Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun.
Faktor penunjang kelahiran ( Pro - Natalitas ) antara lain:
- Semakin banyak wanita karir.
- Pelaksanan Program Keluarga Berencana ( KB ).
- Keinginan suatu keluarga untuk mempunyai anak dalam jumlah skala kecil.
- Penundaan usia perkawinan untuk melanjutkan pendidikan agar mendapat pekerjaan.
Faktor Penghambat Kelahiran ( Anti Natalitas ) antara lain:
- Angka kelahiran rendah, apabila didapati kurang dari 30 per 1000 penduduk.
- Angka kelahiran sedang, apabila didapati antara 30 – 40 per 1000 penduduk.
- Angka kelahiran tinggi, apabila didapati lebih dari 40 per 1000 penduduk.
Pertumbuhan Penduduk Dapat Digolongkan Menjadi:
-
1. Pertumbuhan Penduduk Alami yaitu yaitu perkembangan penduduk yang disebabkan angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Angka kelahiran ialah rata - rata banyak bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun ( angka kelahiran kasar ).
- Keadaan gizi para penduduk yang masih tergolong rendah.
- Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.
- Kurangnya biaya operasional bagi rakyat yang tidak mampu untuk berobat.
- Adanya faktor alam seperti bencana alam gunung berapi, tsunami, longsor, dll.
- Kurangnya pendapatan perkapita yang menyebabkan kesulitan membeli bahan pangan.
- Fasilitas kesehatan yang kurang memadai dibeberapa Rumah Sakit / Klinik / Posyandu.
- Keadaan gizi para penduduk yang baik.
- Adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.
- Adanya biaya operasional bagi rakyat yang tidak mampu untuk berobat.
- Naiknya pendapatan perkapita yang menyebabkan tercukupinya bahan pangan.
- Fasilitas kesehatan yang memadai di Rumah Sakit / Klinik / Posyandu untuk penanganan para pasien.
- Angka kematian tergolong rendah apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 13 per 1000 penduduk.
- Angka kematian tergolong sedang apabila jumlah mortalitasnya antara dari 14 - 18 per 1000 penduduk.
- Angka kematian tergolong tinggi apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 18 per 1000 penduduk.
6. Tingkat Kematian ( Mortalitas )
Angka kematian dibedakan menadi dua golongan. Yang pertama adalah Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate / CDR ). Dan yang kedua adalah Angka Kematian Khusus ( Age Spesific Death Rate / ASBR ).
- a.) Angka / Tingkat Kematian Kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
b.) Angka / Tingkat Kematian Khusus adalah tingkat kematian yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, dll.
Faktor Penunjang Tingkat Kematian antara lain:
Faktor Penghambat Tingkat Kematian antara lain:
Penggolongan Angka / Tingkat Kelahiran Kasar:
C. Kesimpulan
Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia. Umumnya orang yang mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan di bagian Nusantara yang masih jarang penduduk. Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.
This post is edited by Imanuel Hogi Gunawan. And take a reference from:
0 komentar:
Posting Komentar